Jumat, 09 Desember 2016

Takmir Mesjid

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
       Mewujudkan masjid yang makmur dan mengoptimalkan fungsinya pastinya menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam. Karena, masjid adalah tempat yang suci bagi kaum muslimin, sehingga dituntut untuk mengelola dan melestarikannya. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka mengelola dan melestarikan masjid. Hal yang paling sederhana, namun memiliki nilai yang sangat besar adalah menunaikan shalat berjamaah di masjid secara rutin. Tidak hanya pahala yang didapat, tetapi juga keterikatan secara emosional terhadap masjid menjadikan jamaah semakin mencintainya. Rasa cinta itulah yang kemudian akan menjadikan semangat jamaah semakin mantap sehingga muncul keinginan untuk menghidupkan dan memajukan masjid dari ranah ibadah hingga pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal.
       Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid yaitu dengan menjadikan masjid selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam non formal. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam. Dengan pendidikan, umat Islam tidak hanya memiliki kepribadian yang baik tapi juga memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta menguasai ajaran Islam dengan baik sehingga dapat membedakan yang haq dan bathil. Sedangkan tujuan pendidikan di masjid adalah untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan pembelajaran tentang Islam secara benar berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
       Masjid merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam non formal yang paling tepat bagi proses pendidikan kaum muslimin. Karena dalam sejarahnya masjid telah lama digunakan sebagai tempat pendidikan sejak abad permulaan dakwah Islam, bahkan budaya ta’lim yang dilakukan di masjid masih banyak kita temukan. Oleh karena itu apabila masjid dijadikan sarana pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat Islam akan merasakan betul keberadaan masjid tersebut. Dengan demikian akan bertambah banyak masjid yang digunakan sebagai sarana pendidikan Islam non Formal, sehingga kualitas umat Islam akan semakin bertambah pula seiring dengan pertambahan kuantitasnya.
       Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibutuhkan keseriusan dari para takmir masjid dalam merancang sejumlah program untuk dilaksanakan takmir masjid dan jamaahnya. Karena tanpa keseriusan dalam melakukan pembinaan tidak akan tercapai tujuan yang baik itu apalagi pembinaan umat dilakukan sebagai usaha sampingan atau dengan program yang insidental saja (Supardi, 2001 : 121). Salah satu pendukung utama dalam mewujudkan pembinaan terhadap kaum muslimin yaitu takmir masjid yang baik. Karena takmir masjid sebagai mediator dalam pembinaan umat tentunya harus memberikan teladan yang baik.
        Idealnya takmir masjid adalah seorang muslim yang memiliki kepribadian Islami dengan sejumlah ciri yang melekat pada dirinya seperti memahami ilmu agama dengan baik, menjaga shalat berjamaah di masjid, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab serta kreatif (Faruq, 2010: 71).
        Keberadaan takmir masjid sangat penting bagi masyarakat untuk menggerakkan kegiatan masjid baik di dalam masjid maupun di sekitar lingkungan masjid. Dengan adanya berbagai aktifitas pengurus masjid diharapkan menjadi salah satu pengembangan pendidikan agama Islam yang bersifat non formal. Dengan demikian keberadaan masjid atas segala aktifitasnya mempunyai peran penting dalam pembinaan umat Islam di lingkungan sekitar masjid.
1.2   Rumusan Masalah
       Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana peran masjid dalam pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal  ?
2.      Apa saja kendala yang dihadapi masjid dalam melakukan pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal di masjid ?
3.      Apa faktor pendukung proses pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal di masjid?

1.3   Tujuan Kegiatan
       Tujuan dari kegiatan takmir masjid ini adalah sebagai berikut. Yaitu untuk mengetahui peran masjid dalam melakukan pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal lalu mengetahui kendala-kendala yang dihadapi masjid dalam melakukan pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam serta untuk mengetahui faktor pendukung proses pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal.
1.4    Ruang Lingkup Kegiatan
        Kegiatan ini dilakukan di Masjid Al-Muta’alimin , Kampus FT. Untirta, Cilegon.

BAB II
                                             TINJAUAN PUSTAKA      
                                                                 
2.1 Masjid
      Masjid merupakan suatu institusi utama dan paling besar dalam Islam, serta merupakan salah satu institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, tempat beribadah kepada Allah SWT. Akar kata dari Masjid adalah sajadah dimana berarti sujud atau tunduk.
       Selain tempat ibadah Masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, Masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.
       Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau memutuskan untuk membangun sebuah Masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi (Supardi dkk: 2001:2). Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad SAW. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. (Hasan Ibrohim :2009)
2.2 Fungsi Masjid
       Masjid di masa Rasulullah saw bukan hanya sebagai tempat penyaluran emosi religius semata ia telah dijadikan pusat aktivitas umat. Hal-hal yg dapat direkam sejarah tentang fungsi masjid di antaranya
1.      Tempat latihan perang. Rasulullah saw mengizinkan ‘Aisyah menyaksikan dari belakang beliau orang-orang Habasyah berlatih menggunakan tombak mereka di Masjid Rasulullah pada hari raya.
2.      Balai pengobatan tentara muslim yang terluka. Sa’d bin Mu’adz terluka ketika perang Khandaq maka Rasulullah mendirikan kemah di masjid.
3.      Tempat tinggal sahabat yang dirawat.
4.      Tempat menerima tamu. Ketika utusan kaum Tsaqif datang kepada Nabi saw beliau menyuruh sahabatnya untuk membuat kemah sebagai tempat perjamuan mereka.
5.      Tempat penahanan tawanan perang. Tsumamah bin Utsalah seorang tawanan perang dari Bani Hanifah diikat di salah satu tiang masjid sebelum perkaranya diputuskan.
6.      Pengadilan. Rasulullah menggunakan masjid sebagai tempat penyelesaian perselisihan di antara para sahabatnya.
7.      Selain hal-hal di atas masjid juga merupakan tempat bernaungnya orang asing musafir dan tunawisma. Di masjid mereka mendapatkan makan minum pakaian dan kebutuhan lainnya. Di masjid Rasulullah menyediakan pekerjaan bagi penganggur mengajari yang tidak tahu menolong orang miskin mengajari tentang kesehatan dan kemasyarakatan menginformasikan perkara yang dibutuhkan umat menerima utusan suku-suku dan negara-negara menyiapkan tentara dan mengutus para da’i ke pelosok-pelosok negeri.
8.      Masjid Rasulullah saw adalah masjid yg berasaskan taqwa. Maka jadilah masjid tersebut sebuah tempat menimba ilmu menyucikan jiwa dan raga. Menjadi tempat yang memberikan arti tujuan hidup dan cara-cara meraihnya. Menjadi tempat yg mendahulukan praktek kerja nyata sebelum teori. Sebuah masjid yang telah mengangkat esensi kemanusiaan manusia sebagai hamba terbaik di muka bumi.
Yang lebih strategis lagi, pada zaman Rasul, masjid adalah pusat pengem-bangan masyarakat dimana setiap hari masyarakat berjumpa dan mendengar arahan-arahan dari Rasul tentang berbagai hal, prinsip- prinsip keberagamaan, tentang sistem masyarakat baru, juga ayat-ayat Qur'an yang baru turun. Di dalam masjid pula terjadi interaksi antar pemikiran dan antar karakter manusia. Azan yang dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan masyarakat dalam membangun kebersamaan
Bersamaan dengan perkembangan zaman, terjadi ekses-ekses dimana bisnis dan urusan duniawi lebih dominan dalam pikiran dibanding ibadah meski di dalam masjid, dan hal ini memberikan inspirasi kepada Umar bin khattab untuk membangun fasilitas di dekat masjid, dimana masjid lebih diutamakan untuk hal-hal yang jelas makna ukhrawinya, sementara untuk berbicara tentang hal-hal yang lebih berdimensi duniawi, Umar membuat ruang khusus di samping masjid. Itulah asal usulnya sehinga pada masa sejarah Islam klassik (hingga sekarang), pasar dan sekolahan selalu berada di dekat masjid.
Masjid dimasa kini memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai tempat beribadah,Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridha Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2.      Sebagai tempat menuntut ilmu,Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3.      Sebagai tempat pembinaan jamaah, Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Tamir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan dawah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4.      Sebagai pusat dawah dan kebudayaan Islam, Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dawah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dawah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas dawah dan kebudayaan.
5.      Sebagai pusat kaderisasi umat,Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Tamir Masjid beserta kegiatannya.
6.      Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam,Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
7.      Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.
Suryo AB[1] (AlTasamuh-2003) mengatakan Di era kebangkitan umat saat ini. fungsi dan peran masjid mulai diperhitungkan. Setidaknya ada empat fungsi dan peran masjid dalam memanajemen potensi umat
1.      Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Saal ini sumber daya manusia menjadi salah satu ikon penting dari proses peletakan batu pertama pembangunan umat. Proses menuju ke arah pemberdayaan umat dimulai dengan pendidikan dan pemberian pelatihan-pelatihan.
2.      Pusat Perekonomian Umat. Koperasi dikenal sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Namun dalam kenyataannya justru koperasi menjadi barang yang tidak laku. Terlepas dari berbagai macam alasan mengenai koperasi, tak ada salahnya bila masjid mengambil alih peran sebagai koperasi yang membawa dampak positif bagi umat dilingkungannya.
3.      Pusat Penjaringan Potensi Umat. Masjid dengan jamaah yang selalu hadir sekedar untuk menggugurkan kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan, bahkan ribuan orangjumlah-nya. Ini bisa bermanfaat bagi berbagai macam usia, beraneka profesi dan tingkat (strata) baik ekonomi maupun intelektual, bahkan sebagai tempat berlangsungnya akulturasi budaya secara santun.
4.      Pusat Kepustakaan. Perintah pertama Allah kepada Nabi Muhammad adalah "membaca". Dan sudah sepatutnya kaum muslim gemar membaca, dalam pengertian konseptual maupun kontekstual. Saat ini sedikit sekali dijumpai dari kalangan yang dikategorisasikan sebagai golongan menengah pada tataran intelektualnya (siswa, mahasiswa, bahkan dosen dan ustadz) mempunyai hobi membaca.

2.3 Peran Masjid
       Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah: 
1.      Sebagai tempat beribadah ,Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.

2.      Sebagai tempat menuntut ilmu,Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.

3.      Sebagai tempat pembinaan jama’ah, Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.

4.      Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam , Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.

5.      Sebagai pusat kaderisasi umat , Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.

6.      Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam , Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.


2.4  Konsep Masjid Ideal Kampus

Di beberapa perguruan tinggi, bahkan terlihat masjid menjadi alternatif pilihan untuk mengisi waktu di luar kegiatan perkuliahan formal. Kenyataan ini terus berkembang, sehingga masjid kampus berfungsi bukan saja untuk kepentingan kegiatan keagamaan (ritual), tapi juga jenis-jenis kegiatan lainnya, seperti kelompok belajar, kegiatan seni budaya, latihan kepemimpinan, dan lain sebagainya. Pengembangan inilah yang muncul di Masjid Mardliyyah (Masjid Kampus UGM)
Masjid Kampus UGM berlokasi di Kompleks Masjid Kampus UGM, Bulaksumur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. Pengembangan konsep masjid sebagaimana yang kini tampak pada Masjid Kampus UGM sebenarnya merupakan idealisasi dan fungsi sebenarnya dari anjuran penyebar agama Islam, Nabi Muhammad SAW. Konsep tersebut kini mulai terlihat di Masjid Kampus UGM, apalagi didukung oleh fasilitas yang memadai. Selain suasana yang kondusif, Masjid Kampus UGM juga memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mewujudkan konsep masjid yang ideal.
Masjid Kampus UGM kini juga berfungsi sebagai tempat wisata religius. Banyaknya tempat yang indah untuk berfoto menjadikan Masjid Kampus UGM menjadi lokasi yang sangat tepat bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi berkunjung ke obyek wisata religi non-suasana mistis. Maka tidaklah mengherankan jika setiap kali kita berkunjung di tempat ini, banyak wisatawan yang memanfaatkan setiap sudut ruangan dan halaman masjid untuk berfoto. Salah satu tempat favorit untuk berfoto adalah gerbang masjid dengan panorama gapura lengkung yang terbuat dari batu.
Suasana, sarana dan prasarana, serta kegiatan yang berkesinambungan di Masjid Kampus UGM membuat masjid ini layak disebut sebagai miniatur peradaban masyarakat Islami. Masjid Kampus UGM memang telah difungsikan sebagai pusat berbagai kegiatan, baik kegiatan agama, wisata, maupun pendidikan
Seluruh arsitektur Masjid Kampus UGM dikerjakan oleh mahasiswa teknik arsitektur UGM. Selain ornamen yang khas, Masjid UGM juga mempunyai menara setinggi 99 meter. Tinggi menara menyesuaikan dengan asmaul husna (nama-nama Tuhan yang baik) yang berjumlah 99 nama. Dari puncak menara ini para pengunjung dapat melihat lanskap wilayah Yogyakarta.
Tak dapat disangkal jika kemegahan Masjid Kampus UGM menjadi kebanggaan bagi civitas akademika UGM. Sebab, hingga hari ini Masjid Kampus UGM masih tercatat sebagai masjid kampus terbesar se-Asia Tenggara.
Salah satu fasilitas yang ada di Masjid Kampus UGM adalah ruang pertemuan yang sekaligus dapat berfungsi sebagai tempat diskusi dan kegiatan yang lain. Selain itu, halaman masjid juga dibuat sangat luas dengan fasilitas tempat parkir yang juga luas.
Para pengurus Masjid Kampus UGM aktif menggelar kajian keagamaan. Salah satunya adalah kajian keagamaan yang diadakan oleh Jamaah Shalahuddin Masjid Kampus UGM.
Berbagai aktivitas lain, baik yang bersifat pendidikan, kebudayaan, maupun perekonomian juga sering diselenggarakan di masjid ini. Salah satu contoh kegiatan tersebut adalah pameran fotografi karya fotografer muslim dari Inggris, Peter Sanders melalui Kedutaan Besar Inggris pada 18-23 Februari 2008.
Kegiatan perekonomian juga berlangsung aktif di masjid ini. Setiap hari terdapat penjual buku dan aksesoris muslim/ah yang berjualan di lingkungan masjid. Sedangkan setiap hari Minggu, di sekitar Masjid Kampus UGM dipakai sebagai pasar tiban yang terkenal dengan sebutan Sunday Morning. Di pasar tiban ini dijual berbagai macam makanan, mulai dari lontong Sumatra, opor ayam, sampai makanan kemasan; baju muslim, mulai dari kerudung, peci, dan baju koko; aksesoris anak muda; kaos; sepatu; sampai tanaman hias.
     

BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1  Mengepel Tempat Wudhu Masjid Ikhwan
      Sehabis Shalat fardhu dilaksanakan, tempat wudhu ikhwan sampai pintu masuk masjid seringkali becek dan kotor bahkan terkadang berbau tak sedap. Maka perlu adanya inisiatif untuk mengepelnya. Dalam proses pengepelan ini kendala yang dihadapi adalah banyak nya jamah yang berlalu-lalang saat proses pengepelan sehingga lantai yang telah dipel kotor kembali karena waktu pengepelan dilakukan saat waktu akan dilaksanakan sholat. Sebaiknya waktu pengepelan dilakukan saat waktu setelah selesai sholat atau saat keadaan jamaah di masjid sedang sepi.
3.2  Tilawah Qur’an
       Di saat sela-sela kesibukan alangkah baiknya kita sebagai mahasiswa muslim melakukan tilawah qur’an di masjid. Karena salah satu fungsi dan peran masjid adalah  sebagai tempat ibadah. Dimana ibadah yang bisa dilakukan di masjid tidak hanya sholat saja, melainkan banyak ibadah lain yang bisa dilakukan di masjid salah satunya adalah tilawah Quran. Tilawah quran ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam proses pemberntukan masjid kampus yang ideal. Yaitu dengan banyaknya jamaah yang melakukan ibadah di masjid kampus setiap waktu.
3.3  Menata Atau Merapihkan Rak Buku
Seiring banyaknya jamaah yang memanfaatkan fasilitas masjid berupa buku-buku doa, alma surat, surat yasin, ataupun Al-Quran yang terdapat di rak buku terkadang semua buku-buku tertata dengan tidak rapih maka perlu ada yang merapihkan dan menata rak buku tersebut sehingga ketika ada jamaah yang ingin tilawah Al-Qur’an atau membaca buku-buku yang ada pada rak tersebut dapat memilih buku terebut dengan mudah.
Dalam upaya memakmurkan masjid kampus (takmir masjid)  kami memiliki kendala yaitu sulit membagi waktu karena adanya kesibukan dan urusan pribadi dalam kesehariannya


3.4  Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa)
Mabit adalah salah satu program rutin tiap semester yang diadakan di masjid Al-Muta’alimin dalam rana meningkatkan iman dan taqwa bagi mahasiswa teknik . Dengan harapan terlaksananya akan meningkatkan kulitas iman dan taqwa dalam bentuk pengimplementasian amalan amalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan mabit ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, diantaranya banyak para mahasiswa yang tidak menghadiri acara mabit, sehingga kurang tercapainya tujuan tersebut, kemudian saat acara tausiyah speaker yang digunakan kurang bagus sehingga materi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik, hal ini mengakibatkan tidak kondusifnya peserta mabit. Dan pada saat acara muhasabah banyak yang tertidur dikarenakan kurangnya pegawasan dari panitia.  Solusinya dalam pelaksanaa mabit selanjutnya, lebih ditekankan kepada mahasiswa akan pentingnya acara mabit ini sehingga dalam pelaksanaannya peserta yang hadir banyak, kemudian peralatan pendukung seperti sound system lebih dipersiapkan dengan baik.
3.5  Kultum
Kultum adalah kuliah tujuh menit. Hal tersebut bertujuan untuk berdakwah tentang ajaran-ajaran Islam yang tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits yang disampaikan dengan berbicara di depan umum atau berceramah. Dalam pelaksanaannya dilakukan di depan kelas yang audiensnya adalah teman-teman serta dosen mata kuliah pendidikan Agama Islam. Pada saat pelaksanaannya kondisi kelas kurang kondusif karena masih ada beberapa mahasiswa yang belum menulis naskah kultum yang akan disampaikan sehingga apa yang disampaikan di depan masih belum terdengar oleh teman-teman yang lain. Selain itu dalam pelaksanaanya tidak ada time keeper sehingga beberapa kultum yang disampaikan berlangsung lama atau lebih dari tujuh menit


BAB IV
KESIMPULAN

4.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut
1.      Masjid Al- Mutaa’alimin sudah sesuai dengan masjid kampus ideal jika dilihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan agama yang dilaksanakan dikampus. Namun  perlu adanya penekanan kapada mahasiswa FT Untirta akan pentingnya kegiatan-kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut terlaksana dengan baik.

4.2  Saran
1.      Sebaiknya dalam pelaksanaan takmir masjid ini diperlukan adanya Badan Pengawas Kegiatan Takmir Masjid agar para mahasiswa melaksanakan kegiatan ini dengan ikhlas.
2.      Sebaiknya ada laporan tiap minggunya untuk menekankan mahasiswa agar melaksanakan takmir masjid secar rutin
3.      Sebaiknya diadakan sosialisasi tentang tata cara penulisan laporan takmir masjid agar mahasiswa tidak kebingungan saat pembuatan laporan.



 DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syarfi. 1993. Manajemen Masjid; Suatu Pendekatan Teoritis dan Organisatoris. Yogyakarta: PT Dana BAkti Wakaf
Ayub, Moh.E. Mukhsin MK. Ramlan Marjoned. 2001. Manajemen Masjid; Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus. Jakarta:  Gema Insani Press

















0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Ngerjain Tugas Yuk... . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Nugas Melulu . Published by White Simple