Pentingnya Melek Media (literasi media)
Mari
kita belajar bagaimana media saat ini seperti yang kita lihat sudah kurang
memperhatikan etika dan nilai profesionalisme media, bagaimana media sudah
menjadi kendaraan politik dan ideologi tertentu, bagaimana realitas mampu
dipelintir oleh media, sehingga masyarakat pada dasarnya memerlukan apa yang
disebut sebagai LITERASI MEDIA, agar mereka aktif, cerdas, peka dan kritis
dalam mengamati fenomena pemberitaan media saat ini Masyarakat pada dasarnya
merupakan “sasaran” media massa, oleh karena itu masyarakat harus peka dan
memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap pemberitaan media. Karena dengan
melalui media literasi membuat masyarakat menjadi kritis, peka terhadap
informasi media massa, serta mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas
intelektual masyarakat itu sendiri. Melalui media literasi masyarakat bisa
meningkatkan intelektual mereka dengan aktif mencari informasi yang sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan referensi yang ada, sehingga informasi yang didapat
bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh individu sebagai anggota masyarakat
itu sendiri. Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek
edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih
program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Dasar dari media
literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat
agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan
sesuai kebutuhan yang ada. Permasalahan yang ada adalah seiring dengan derasnya
arus informasi media, masyarakat pun dibuat kebingungan dan tidak mampu
memilah, menyeleksi,serta memanfaatkan informasi yang sudah mereka peroleh..
Kehadiran televisi memang layak
diperhitungkan. Bisa kita lihat hampir setiap rumah ada televisi. Tidak peduli
apakah pemiliknya kaya maupun miskin. Tanpa kita sadari televisi dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi kita. Tidak dapat dihindari lagi
bahwa pengaruh televisi yang tidak bisa lagi dipisahkan dengan kehidupan kita
sehari-hari. Bahkan menonton televisi merupakan rutinitas sehari-hari bagi
sekelompok orang. Sudah sering kita dengar banyak kampanye tentang melek media
oleh KPI atau pun masyarakat yang sadar bahwa pentingnya literasi media, dan
cukup banyakpula perguruan tinggi berperan dalam mengembangkan isu ini. Program
studi Ilmu Komunikasi tentunya memiliki relevansi yang tinggi untuk masalah
literasi media karena jurusan ilmu komunikasi lebih banyak mengenal media
beserta isinya. Salah satu definisi yang popular menyatakan bahwa literasi
media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus
utamanya berkaitan dengan isi pesan media.
Dapat kita lihat sendiri isi cara-acara televisi yang sering
meresahkan masyarakan karena berdampak buruk bagi anak-anak atau audiens yang
belum bisa memilih tayangan yang layak untuk di tonton, seperti kekerasan
(violence), seks dan pornografi, perlindungan terhadap anak-anak dan remaja, gossip/infotainment
, mistik, reality show yang terkesan lebay. Banyak pula persepsi yang salah
berkembang karena media terus mengekspos pelanggaran etika, sebagai contoh,
program berita kriminal yang terlalu menonjolkan sensasionalisme dan sadisme,
juga informasi tentang selebritis yang melanggar privasi. Yang lebih parah
adalah banyak masyarakat yang belajar dari acara televisi seperti cara
mencemooh orang, memaki, dan sejuta umpatan lainnya saat orang itu tidak ada di
depannya. Apalagi banyaknya acara baru di televisi yang cenderung tidak memberi
solusi, lebih banyak bergosip ria, memaki dan mengumpat. Satu hal yang harus
terus ditunggu adalah munculnya penyedia materi-materi tayangan televisi yang
baik bagi anak-anak dan orang dewasa. Komitmen dari production house yang
membuat acara televisi atau film yang bernilai dan berkualitas serta mengandung
nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan moral,walaupun sudah ada yang memulai
tapi amatlah sedikit.
Walau pun demikian sangatlah disayangkan, acara-acara atau tontonan
yang mengandung nilai moral malah kurang di minati oleh masyarakat, sedangkan
tontonan yang kurang baik malah menjadi acara yang paling digemari masyarakat.
Perlu sebuah kejujuran diri kita untuk mengatakan TIDAK kepada tontonan yang
tidak bermanfaat bagi kita. Sebaliknya, sangat baik merekomendasikan tontonan
TVyang layak di konsumsi masyarakat kesadaran pribadi ini memang diperlukan
agar secara bersama-sama sikap kita bisa secara jujur di tiru oleh orang lain.
Bayangkan saja jika sikap kita itu bisa ditiru oleh orang lain dan ditiru oleh
banyak orang , maka para produser acara TV yang kurang bermutu juga akan
gentar. Lambat laun jika tidak mampu meraih penonton, acara-acara TV nya juga akan bangkrut. Sudah saatnya
berbagai instansi pemerintah melakukan langkah nyata bagi perlindungan
masyarakat dari dampak media, mengoptimalkan media sebagai salah satu sumber
belajar, dan berupaya mengurangi jumlah waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi
media dengan menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat bukan
malah mendukung para pemilik media untuk terus mengambil keuntungan dari
perusakan moral bangsa. Ada beberapa tips yang baik di terapkan dalam Bermedia
Sehat di rumah: Buatlah jadwal menonton Keluarga Dampingi anak-anak dalam
menonton TV Jika anak ditunggui pembantu, ajarkan pembantu mengenai tontonan
yang sehat Jangan letakkan TV di kamar tidur karna akan membuat anak lebih
sering menonton Berikan buku bacaan sebagai pengganti menonton TV Berikan
kegiatan/permainan yang kreatif agar dapat membantu perkembangan otak anak dan
agar keluarga dapat mengurangi menonton TV Perlunya ada pembelajaran atau
sosialisasi melek media (menyaring isi media) pada setiap orang yang ada di
rumah.
0 komentar:
Posting Komentar